Legenda Dewa Harem

Chapter 208: Menerobos Masuk



Chapter 208: Menerobos Masuk

Beberapa hari berikutnya di Azumi bar.

Azumi berdiri dengan wajah cemberut. "Asal kamu tahu, tidak pernah ada orang luar yang berani naik ke lantai 2 ini. Lain kali jangan harap kamu bisa naik ke sini secara gratis."

"Baiklah." Randika tersenyum.

Melihat ruangan pribadinya yang penuh dengan orang itu, mau tidak mau Azumi turun ke lantai 1. Sepertinya membuat bar ini menjadi markasnya kurang tepat.

Randika berdiri di paling depan. Di depannya terdapat Dion, Kyoko dan bawahan lainnya. Di belakangnya juga ada orang-orang lainnya. Sedangkan di sampingnya, berdiri Frank dengan sikap sempurna.

Berdiri di samping Frank, ada orang yang terlihat memakai baju yang berantakan. Orang tersebut terlihat membawa pedang yang usang di belakang punggungnya.

Dia adalah salah satu dari crownless king, Raihan si algojo.

Raihan sama-sama berasal dari Indonesia, Randika bertemu dengannya sesaat setelah dia turun dari gunung. Randika dan Raihan bertarung selama 3 hari 3 malam. Di akhir pertarungannya tersebut, mereka saling mengakui kehebatan masing-masing dan menjadi sahabat. Raihan akhirnya memutuskan untuk mengikuti Randika.

Setelah mendirikan kerajaan di dunia bawah tanah di Jepang, Raihan tidak pernah keluar dari istana tersebut. Raihan benar-benar orang yang malas, dia tidak peduli dengan yang namanya ketenaran ataupun yang lain; dia hanya peduli tentang pedang dan membunuh.

Randika masih berdiri diam di depan. Matanya menatap satu per satu bawahannya yang berhasil kabur.

"Aku telah kembali." Randika tersenyum.

Bersamaan dengan pernyataan kembalinya, semua orang di ruangan ini menyerukan namanya sambil berlutut.

"Hormat pada Yang Mulia Ares!"

"Hormat pada Yang Mulia Ares!"

"Hormat pada Yang Mulia Ares!"

.....

Mereka semua sama sekali masih belum bisa menerima kenyataan ini, perasaan bahagia ini menguasai semuanya. Selama menghilangnya Randika, mereka semua merasakan serangan tiada henti dan pengkhianatan dari saudara-saudara seperjuangan mereka. Tetapi sekarang, raja mereka telah kembali! Bersama dengan Randika, bahkan dunia pun bisa mereka taklukan!

Selama ada Ares di sisi mereka, mereka tidak terkalahkan!

Bahkan suara teriakan mereka itu terdengar sampai bawah meskipun suara musik yang dipasang sudah maksimal.

Azumi, yang bisa mendengar samar-samar suara dari atas tersebut, mengerutkan dahinya dan meminum winenya hingga habis.

Randika lalu mengangkat tangannya untuk menyuruh mereka berhenti dan berdiri. Tiba-tiba, semua orang berdiri dan sama sekali tidak mengeluarkan satu suara pun.

"Hanya kematian yang layak kita berikan pada orang yang berani menghalangi kita." Randika berkata dengan nada serius. "Apa yang telah mereka rebut, kita akan merebutnya kembali hari ini!"

"BUNUH MEREKA!" Semua orang di sini sudah bisa merasakan darahnya mendidih. Sejak Bulan Kegelapan, Harimau dan Shadow berkhianat, mereka sudah tidak sabar membunuh siapa saja yang berani berkhianat. Dan serangan mereka terhadap markas mereka merupakan titik puncak kemarahannya.

"Tuan, apa yang akan kita lakukan setelah ini?" Kyoko tiba-tiba bertanya.

"Langkah berikutnya?" Randika hanya tersenyum dan hanya tiga kata terlontar dari mulutnya.

"Kita bobol penjara."

........

Penjara Shinra.

Salah satu penjara rahasia dan terketat di dunia ini benar-benar merupakan penjara yang sulit ditembus. Namun semua fakta tersebut akan kehilangan kredibilitasnya, karena setelah hari ini, penjara ini sudah hanya tinggal nama.

Pinggiran kota Tokyo.

Gedung yang memiliki dinding yang tinggi berdiri dengan kokoh di pinggiran kota Tokyo ini. Kawat berduri menghiasi dinding bagian atas, mencegah orang untuk memanjatnya. Tetapi apa yang membuat penjara ini tidak bisa dibobol adalah menara jaga yang tinggi dan bersenjatakan lengkap. Belum lagi tim patroli yang selalu berkeliling dengan waktu yang berbeda-beda untuk mencegah terjadinya suatu pola dan terlihat mesin tank yang selalu berkeliling.

Teror inilah yang mengintai apabila tahanan berusaha melarikan diri dari sel penjara mereka, apabila mereka menunjukan batang hidungnya maka mereka akan dieksekusi langsung di tempat.

Terlebih, dari jarak 1 km dari segala arah, tidak ada tempat untuk bersembunyi. Di bagian tanah, terdapat lapisan logam yang spesial jadi menutup kemungkinan tahanan membuat terowongan dari dalam maupun luar.

Di dalam penjara juga terdapat beberapa helicopter yang siap terbang kapan pun.

Belum lagi ranjau yang tertanam di sekitar penjara, hal inilah yang membuat siapapun ragu untuk menginjakan kakinya di tempat sembarangan.

Jadi melarikan diri dari penjara rahasia ini benar-benar mustahil. Hingga sekarang, penjara Shinra berhasil mencatat rekor sempurna yaitu tidak ada yang pernah bisa melarikan diri.

Apabila ada orang yang masuk ke dalam penjara ini maka mereka hanya mendapatkan 2 kemungkinan yaitu mati karena usia atau bunuh diri.

Tetapi hari ini, semua legenda tentang penjara ini akan musnah.

Di 1 km sebelum penjara ini, lebih dari 10 orang mengikuti Randika. Mereka menatap sebuah papan peringatan yang menyatakan bahwa lahan ini merupakan lahan pemerintah dan tidak ada orang yang boleh masuk sembarangan. Raihan hanya menggelengkan kepalanya sambil menghunuskan pedangnya. Dalam sekejap papan tersebut terbelah menjadi dua.

Ketika seorang penjaga melihat kelakuan Raihan ini, dia dengan cepat menjadi waspada. Dia ingin melaporkan kejadian ini tetapi bahkan sebelum dia sempat berbalik badan, sebuah pisau sudah melayang dan mendarat di tenggorokannya.

Para penjaga, yang ada di belakangnya, tidak ragu-ragu untuk menembakan senjata mereka.

Dor! Dor! Dor!

Peluru yang tak terhitung ditembakan secara membabi buta, seakan-akan mereka melampiaskan seluruh kemarahan mereka selama ini.

Tetapi semua itu percuma, di bawah komando Randika, tidak ada satu pun peluru yang mengenai kelompoknya. Setelah membunuh para penjaga di pintu masuk, Randika memberi sinyal maju. Kelompok paling berbahaya di dunia ini menerjang maju!

Di dalam penjara, dua penjaga sedang mengantar tahanan baru ke dalam sel penjara mereka.

"Cih kenapa di dunia ini ada penjahat macam kalian?" Kata si penjaga.

Seorang penjahat itu tertawa dan meludah ke arah si penjaga tersebut.

"Bajingan! Mau ngelawan kamu ya!" Penjaga itu mengeluarkan tongkatnya dan memukul penjahat tersebut. Setelah itu dia menatap orang tersebut dan berkata dengan nada jijik. "Kau kira bertindak tangguh seperti itu bisa menyelamatkanmu? Kalian mungkin bisa menerobos Gedung Putih milik Amerika tetapi jangan kira kalian bisa menerobos keluar dari penjara ini. Membusuklah di neraka dunia ini!"

"Tidak ada tempat yang tidak bisa dibobol." Kata penjahat tersebut.

"Memangnya kau bisa Farah?" Ketika si penjaga menyebutkan namanya, ekspresi wajah Farah menjadi serius. Farah, bisa dikatakan adalah orang yang sudah melarikan diri dari puluhan penjara paling ketat di dunia, jadi datangnya Farah di penjara ini membuat para penjaga mengawasinya dengan ketat.

"Percuma kau memiliki pemikiran seperti itu." Si penjaga meneruskan. "Sudah beberapa orang yang memiliki ide sama sepertimu. Memang membuat rencana untuk kabur itu mudah, tetapi kabur dengan selamat adalah perkara lain."

"Tetapi kalau kau ingin kabur, cepat panggil namaku dan aku akan membukakan pintu selmu." Kata penjaga yang lain dengan nada sarkas.

"Memangnya penjara ini seketat itu?" Penjahat yang lain bertanya. Dia sendiri tidak percaya dengan perkataan para penjaga itu. Meskipun ada rumor tentang betapa mengerikan penjara Shinra ini, dia sendiri tidak merasakan apa-apa bahkan tidak ada bedanya dengan penjara yang biasa dia tempati.

"Akan kuceritakan suatu kisah menyedihkan. Tahun lalu, ada 6 orang yang mencoba melarikan diri dari penjara ini. Mereka memang berhasil memanjat tembok dan merasakan udara bebas tetapi mereka semua mati setelah beberapa menit." Wajah si penjaga menjadi serius. "Tidak ada orang yang pernah berhasil keluar dari penjara ini hidup-hidup, nikmatilah neraka ini hingga akhir hayat."

Mendengar kata-kata tersebut, beberapa penjahat itu merinding dan menjadi khawatir.

Jika mereka tidak berusaha melarikan diri maka mereka akan mati membusuk di penjara ini, jika mereka melarikan diri maka mereka akan ditembak sampai mati. Penjara Shinra sudah bisa dikatakan bukan lagi penjara untuk mata-mata negara asing yang tertangkap, sepertinya penjara ini diperuntukan untuk penjahat kelas kakap!

Si penjaga membuka pintu sel dan menyuruh mereka menghadap ke tembok dan melepaskan borgol mereka. Sambil mengancam untuk mereka tidak bergerak, si penjaga keluar dari sel.

Saat si penjaga hendak menutup pintu, salah satu dari tahanan itu bertanya. "Bagaimana kalau orang berusaha membobol dari luar?"

Kedua penjaga itu menatap satu sama lain dan tertawa.

"Dari luar? Bahkan kalau kau punya pasukan, itu semua percuma."

Sesaatnya dia menutup pintu, terdengar suara gaduh dari luar. Suara itu benar-benar keras, apakah itu suara tank yang menembak?

"Apa yang sedang terjadi?"

Para tahanan itu bertanya-tanya apa yang sedang terjadi sedangkan kedua penjaga itu sudah panik. Tidak lama kemudian, suara alarm terdengar dan semua penjaga pada berlarian ke sana kemari.

Penjara ini telah diserang!

Setelah memastikan pintunya tertutup rapat, kedua penjaga itu segera berlari menuju luar.

Namun, ketika mereka berusaha membuka pintu, pintu tersebut meledak dan mereka berdua segera terpental.

Dalam sekejap mereka berdua bisa melihat betapa mengerikannya dunia luar yang mereka kenal itu.

Kedua penjaga ini terkejut bukan main. Helikopter milik penjara mereka itu sudah menjadi puing-puing yang terbakar dan tank mereka yang perkasa itu sudah terbalik.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Melihat sekumpulan orang yang menerjang ke arah mereka, kedua penjaga ini mengerti bahwa mereka akan menjadi sasaran para penyusup ini.

"Aku menyerah!" Ketika si penjaga ini berusaha mengangkat tangannya untuk menyerah, seorang pria sudah berdiri di depannya dan menebas pedangnya dan membelahnya menjadi dua.

Melihat kelompok Randika yang tidak kenal ampun itu, penjaga satunya segera berlari dan berusaha menutup pintu yang menuju ke sel penjara.

Tetapi sebelum pintu itu dapat menutup, tatapan mata Raihan menjadi dingin dan dia melangkah bagai hantu. Pedangnya berhasil menahan pintu sebelum berhasil menutup, si penjaga tersebut sudah tidak berdaya.

Setelah membunuh penjaga tersebut, proses pengumpulan informasi dimulai. Mereka langsung menuju kantor sipir untuk mencari di mana orang-orang mereka berada.

Setelah menghabisi para penghalang yang menghalangi mereka, tibalah mereka di kantor sipir. Dan setelah menemukan lokasi sel bawahannya, Randika membawa Raihan, Frank dan Kyoko bersamanya.

Sepanjang jalan, tiada hentinya penjaga bersenjatakan senapan serbu menghalangi mereka. Sayangnya teriakan tragis mereka benar-benar sebentar, Raihan tidak memberikan ampun pada mereka dan memenggal kepala mereka begitu saja.

"Benar-benar membosankan." Raihan menggelengkan kepalanya dan Kyoko tidak bisa berhenti menghela napas. Pria ini baru saja menebas helikopter yang terbang di udara dan masih merasa bosan? Tapi dia sendiri setuju, dia berharap ada tantangan lebih dalam pembobolan penjara ini.

"Akhir-akhir ini kamu tidak punya lawan yang pantas?" Randika tersenyum.

"Kamu tiba-tiba menghilang, siapa memangnya yang pantas jadi lawan tandingku?" Jawab Raihan.

"Terus waktu markas kita diambil alih, kenapa kamu tidak membunuh Bulan Kegelapan?" Tanya Randika.

"Orang lemah seperti itu tidak layak kutebas, aku bisa membunuhnya dalam 10 detik." Kata Raihan dengan wajah serius. Di sisi lain, Frank yang lebih muda itu tiba-tiba terbatuk dan mengatakan. "Aku bisa dalam 8 detik!"

"Hah? Kau meremehkanku bocah?" Raihan mengerutkan dahinya, pedangnya siap beradu kapan saja.

"Kita bertanding selama tiga jam kapan hari dan belum ada pemenang di antara kita." Jawab Frank dengan nada yang lantang. "Aku juga tidak sabar mengalahkanmu pak tua!"

Randika segera melerai mereka, dan pada saat ini, Kyoko mengatakan. "Bulan Kegelapan itu bukan apa-apa, tetapi Shadow yang menjadi masalah."

Mendengar nama tersebut, Randika menjadi terdiam dan tatapan matanya dipenuhi dengan kebencian.

Ketiga orang ini merasakan aura membunuh Randika dan ikut terdiam, tetapi Raihan menambahkan. "Lagipula hari itu Bulan Kegelapan membawa banyak ahli bela diri."

"Oh?" Randika kembali mendapatkan ketenangannya. Orang yang layak disebut ahli bela diri oleh Raihan benar-benar sedikit, jika dia sampai menyinggung hal ini maka orang-orang tersebut sangatlah kuat.

Raihan sendiri merupakan orang yang setara dengan Randika tetapi sejak memiliki kekuatan misterius di dalam tubuhnya, Raihan sudah bukanlah apa-apa di matanya. Randika sendiri merasa bahwa Raihan berada di papan atas daftar Dewa, mungkin dialah kandidat 12 Dewa Olimpus jika ada yang mati.

Yang tidak berhasil Randika tangkap mungkin adalah kenapa Bulan Kegelapan bisa menggerakan semua ahli bela diri tingkat atas tersebut. Memang Bulan Kegelapan adalah salah satu dari daftar Dewa tetapi menggerakan semua ahli bela diri yang kuat dan setara dengan Raihan adalah perkara yang lain.

Randika mungkin masih fokus untuk menyelamatkan bawahannya yang terkurung ini. Setelah berhasil membantai untuk membuka jalan, Randika dan ketiga bawahannya ini menuju ke kedalaman.

Mereka telah menerobos dengan mudah lapisan pertama dari penjara ini yaitu gerbang masuk yang dikatakan memiliki tank, menara penjaga bersenjatakan lengkap dan tim patroli yang ketat.

Lapisan kedua adalah bagian dalam dari penjara dan lapisan ketiga adalah bagian terdalam dari penjara ini. Dengan kata lain, lapisan ketiga berada di bawah tanah dan dikelola oleh tim khusus.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.