Legenda Dewa Harem

Chapter 211: Terkepung



Chapter 211: Terkepung

Dalam waktu yang singkat, para bawahan Randika ini bekerja dengan sangat cepat. Setiap orang mengejakan tugas mereka masing-masing dengan tekad yang bulat. Catherine mulai menyusun rencana dan mengambil alih seluruh tugas. Serigala melatih para tahanan yang berpotensi, sedangkan para letnan berpencar dan mencari keberadaan Yuna.

Pada saat yang sama, Randika mengirim orang untuk pergi ke departemen intelijensi miliknya. Shadow memanglah yang memimpin departemen ini tetapi tidak semua orang di dalam departemen itu yang ikut berkhianat sepertinya. Beberapa orang masih setia dengan Randika.

Randika juga mengirim Polemos untuk mengintai pergerakan pasukan Bulan Kegelapan di istana miliknya itu. Mungkin dengan mengetahui perubahan shift atau pola pergerakan, mereka akan menemukan celah untuk dimanfaatkan.

Dalam beberapa hari informasi terus mengalir tanpa henti, jejak-jejak Bulan Kegelapan di Tokyo mulai terlihat semua.

Tidak butuh waktu lama untuk Randika dkk untuk mengetahui letak di mana Yuna disekap.

Mengetahui informasi tersebut, Randika langsung menyiapkan rencana untuk menyelamatkannya.

Namun pada saat ini, di luar markas sementaranya ini, tiba-tiba ada suara sirene yang keras. Sepertinya suara ini berasal dari selusin mobil polisi.

Di luar rumah, para pejalan kaki melihat mobil polisi itu menutup jalan dan menyebar. Semua orang terkejut karena tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi.

Apa ada sarang teroris?

Di antara para pejalan kaki tersebut, Kaori dan teman-temannya sedang berjalan menuju mall. Tetapi melihat polisi yang begitu banyak, mereka berhenti dan bertanya-tanya apa yang telah terjadi.

"Masa di perumahan ini ada teroris?" Bisik salah satu perempuan.

Para polisi langsung keluar dari mobil mereka dan memasang blokade. Laras senapan mereka semua tertuju pada satu rumah. Semua polisi kesatuan khusus ini sudah siap menembak apa pun yang keluar dari dalam rumah tersebut.

"Kalian sudah terkepung." Salah satu dari mereka mengeluarkan alat pengeras suara untuk memberi peringatan pada para tersangka yang ada di dalam rumah.

Sepertinya Bulan Kegelapan sudah mengetahui lokasi markas sementara Randika.

"Menyerahlah dan keluar dari gedung dengan tangan di atas kepala. Kami tidak akan menembak, tetapi jika kalian melawan maka kami akan membalas tembakan kalian!"

Kaori dan teman-temannya menjadi bersemangat, mereka belum pernah melihat adegan ala Hollywood ini secara langsung.

Setelah 1 jam berlalu, sama sekali tidak ada pergerakan dari dalam rumah.

"Aku akan memberi kalian 10 detik untuk keluar atau kami akan mulai menembak." Kata polisi tersebut yang sudah muak menunggu.

"Sepuluh!"

Sesaatnya polisi tersebut menghitung mundur, di bawah tatapan mata para polisi dan pejalan kaki, pintu dari rumah tersebut terbuka. Semua polisi langsung menjadi waspada dan jari mereka sudah bersiaga di pelatuk senjata mereka, siap untuk menembak kapan saja.

Randika, beserta para bawahannya itu, berjalan dengan pelan menuju para polisi.

Polisi yang membawa alat pengeras suara tersebut mengangguk puas. "Kalian adalah tersangka dari pembobolan penjara Shinra yang menewaskan banyak korban jiwa dan atas nama kepolisian Tokyo, kalian semua kami tangkap. Serahkan diri kalian dengan baik maka kami tidak akan menembak kalian."

Ha? Apa aku tidak salah lihat?

Kaori melototi sosok Randika yang berjalan di paling depan, pria itu adalah orang yang masuk ke dalam rumahnya!

Tiba-tiba Kaori merasa sedih. Entah kenapa, dia tidak rela melihat sosok yang telah menyelamatkannya dari mantan pacarnya itu ditangkap. Dari interaksi mereka yang singkat itu, dia tahu bahwa Randika adalah pria yang baik.

Pemimpin para polisi itu melambaikan tangannya dan dengan cepat beberapa polisi maju dan mengeluarkan borgol mereka.

Pada saat ini, hati Kaori mengepal.

Lari bodoh! Kenapa kamu tidak lari dari sini?

Kaori sudah berteriak dengan keras di dalam hatinya, tetapi ekspresi Randika terlihat tetap tenang. Randika masih berjalan secara perlahan dan stabil, setiap langkah kakinya dia hentakan dengan mantap.

Para bawahannya yang ada di belakangnya, ketika melihat beberapa polisi mengeluarkan borgol, menatap jijik pada mereka. Kalian pikir kalian bisa menangkap kami?

Sebelum ini, ketika Randika belum menguasai dunia bawah tanah, seluruh polisi di Jepang selalu menundukan kepalanya pada mereka dan selalu meminta bantuan Randika jika ada masalah skala nasional. Dan sekarang mereka ingin menangkap mereka?

Wajah Frank benar-benar tenang, tetapi tatapan membunuhnya berhasil dia sembunyikan dengan baik di balik topinya.

Pada saat ini, tiba-tiba, terdengar suara tembakan!

Dor! Dor!

Empat tembakan itu sepertinya ditembakan dari satu senjata. Kemudian, empat polisi yang hendak memborgol Randika itu merasa ada cairan hangat yang keluar dari kepala mereka dan terjatuh di tanah dengan menyedihkan.

Ketika mendengar suara tembakan dan menyadari bahwa keempat polisi itu tertembak mati, para pejalan kaki langsung lari tidak beraturan!

Kaori yang berdiri linglung itu sudah ditarik oleh teman-temannya untuk segera pergi dari situ. Hampir semua polisi langsung mengarahkan senjata mereka ke arah belakang. Kali ini pemimpin dari para polisi ini benar-benar marah. "Siapa yang menembak!?"

Sesaatnya dia menoleh ke belakang, semua orang melihat mobil hitam muncul di bagian paling belakang blokade. Tidak hanya satu, terlihat 10 mobil hitam hendak mendatangi mereka.

"Pak lihat sebelah sana!"

Seorang polisi dengan panik berteriak pada atasannya itu. Dengan cepat dia menoleh ke arah sisi jalan dan melihat mobil-mobil hitam tersebut telah mengapit mereka dari dua arah.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Polisi ini langsung merasakan firasat buruk di dalam hatinya. Siapa orang-orang ini?

Para pejalan kaki yang berlarian itu juga bertanya-tanya, siapa yang tiba-tiba datang ke pesta ini?

Di bawah tatapan semua orang, puluhan mobil sudah mengepung tempat ini dan memblokade jalur kabur dari para polisi ini. Saking banyaknya mobil hitam tersebut, orang sudah tidak bisa memastikan berapa banyaknya.

Kemudian, secara tiba-tiba, pria berbadan besar dan teman-temannya keluar dari mobilnya dan membidik para polisi dengan senapan serbu mereka.

GAWAT!

Hati semua para polisi ini langsung mengepal ketika melihat senjata lawan mereka. Senjata yang dibawa oleh keempat orang tersebut adalah machine gun bertipe M240. Jika mereka beradu tembakan, jelas mereka akan kalah dengan mudah.

Para polisi ini berlindung di balik mobil mereka, tidak berani bertindak gegabah. Seorang polisi menanyakan situasi ini di HT. "Pak, bagaimana ini?"

Apa yang harus dilakukan? Bagaimana mungkin aku tahu apa yang harus kita lakukan?

Pada saat ini, orang berbadan besar itu berkata dengan lantang. "Aku akan memberikan kalian 10 detik sebelum kubombardir kalian semua dengan peluru!"

Sederhana namun menakutkan, kata-katanya itu berhasil membuat nyali para polisi ini menciut. Di bawah ancaman senjata yang begitu kuat, nasib mereka sudah jelas.

Namun pada saat ini, pemimpin dari para polisi ini tidak boleh ragu. Mungkin keputusannya ini memalukan tetapi mati di tempat ini benar-benar tidak sepadan.

"Kalian semua turunkan senjata kalian." Katanya lewat HT.

Sesudahnya perintah itu terdengar, semua polisi ini bernapas lega di dalam hati mereka.

Semua para pejalan kaki itu melihat kejadian unik ini dari jarak jauh. Semuanya terkejut bukan main ketika melihat para polisi itu membuang senjata mereka. Teman-temannya Kaori juga tidak kalah terkejut, mereka bertanya-tanya siapa orang-orang itu yang mampu membuat para polisi menyerah?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.