Legenda Dewa Harem

Chapter 214: Perang Dalam Gedung



Chapter 214: Perang Dalam Gedung

Setelah mendapatkan informasi keberadaan Bulan Kegelapan ini, Randika segera menginfokannya pada pasukannya yang ada di rumah aman. Dengan begitu, para pasukannya itu bisa menyusul dirinya dan berkumpul di rumah bangsawan Hiroyuki.

Randika juga membawa Jason bersamanya sebagai pemandu jalan. Jadi kalau dia berbohong, Randika bisa menyiksanya untuk memberikan lokasi yang benar.

Rumah bangsawan tersebut berada di pinggiran kota Tokyo.

Rumah ini mencakup wilayah yang sangat luas, bahkan memiliki lapangan golf dan danau buatannya tersendiri. Gedung rumahnya juga sangat luas dan tinggi.

Di setiap jengkal dari rumah ini terlihat para penjaga yang bersenapan dengan wajah yang serius, seakan-akan mereka mengetahui bahwa musuh sebentar lagi datang.

Di dalam rumah, Bulan Kegelapan dan Shadow sedang duduk dengan wajah yang cemas. Suasana ruangan itu benar-benar menyesakkan.

"Kamu bilang bahwa dia sedang menuju ke sini?"

Tatapan mata Bulan Kegelapan terlihat panik. Dia tidak menyangka bahwa Randika akan datang secepat ini.

Shadow mengangguk. "Jason tidak memberi kabar pada kita sejak 1 jam yang lalu, jelas ada yang aneh. Mengingat sifat Ares, dia sepertinya berhasil mengetahui keberadaan Jason dan membuatnya mengatakan lokasi markas kita. Jadi kemungkinan besar dia sudah berada di dekat kita."

"Kalau begitu kenapa pasukan kita diam saja?" Bulan Kegelapan mengerutkan dahinya.

"Jangan, kita perlu dia menghampiri kita." Tatapan mata Shadow penuh dengan percaya diri.

"Maksudmu apa?" Bulan Kegelapan terlihat bingung.

"Tidak peduli seberapa kuat Ares, dia tetaplah manusia. Untuk membunuh orang, kita tidak perlu menggunakan senjata ataupun pisau. Mencabut nyawa orang itu memiliki berbagai macam cara." Kata Shadow. "Di sinilah ruangan rahasia yang kita bangun akan berguna."

Mendengar saran Shadow yang cemerlang itu, Bulan Kegelapan menjadi tenang kembali.

Sambil tertawa jahat, Bulan Kegelapan merangkul Shadow di tangannya dan mengatakan. "Kamu memang benar, kali ini dia akan mati di tangan kita!"

..........

Tidak lama kemudian, Randika dan yang lain sudah sampai di depan rumah bangsawan Hiroyuki ini. Dari kejauhan, rumah ini benar-benar seperti kastil yang berdiri di tengah padang rumput.

"Kali ini biarkan aku yang memimpin pasukan kita! Aku tidak akan mengecewakan tuanku!" Kata Singa dengan penuh semangat.

Meskipun kastil itu terlihat sepi dan mencurigakan, semangat Singa untuk balas dendam tidak bisa dipadamkan.

"Biar aku saja." Kyoko maju ke depan dan membungkuk ke arah Randika, matanya sudah tidak sabar mencicipi darah musuhnya.

"Hei jangan menyerobot!" Singa menjadi marah. "Jangan mentang-mentang kamu perempuan jadi seenaknya."

"Kamu takut peranmu diambil lagi?" Kata Jin sambil tertawa.

Di saat bawahannya ini bercanda, Randika dan Catherine melihat rumah yang besar itu sambil mengerutkan dahi.

Setelah berpikir sejenak, Randika akhirnya memutuskan. "Kyoko, Singa, Serigala dan Jin, bawalah pasukanmu dan seranglah dari depan."

Keempatnya langsung terlihat gembira karena mendapatkan kehormatan untuk menyerang pertama. Kyoko, bersama pasukan perempuannya, mendekati rumah aneh itu dengan cepat sedangkan yang lain mengekori mereka.

Pada saat mereka berjalan melewati halaman rumah yang luas, tiba-tiba kematian muncul dari balik tanah!

Di rerumputan yang terlihat biasa itu, tiba-tiba terbuka dan dari lubang itu muncul puluhan senapan mesin tipe PK milik Rusia.

Pada saat yang sama, rumah yang terlihat sepi itu tiba-tiba muncul puluhan orang. Semua orang tersebut juga membawa senjata serbu dan mengarahkannya pada pasukannya Kyoko dkk.

Randika yang melihat ini dari kejauhan mengerutkan dahinya.

Tidak ada jalan lain bagi Kyoko, Singa dan Jin, yang ada hanyalah baku hantam!

Melihat senapan mesin tersebut, Kyoko langsung bertindak dan melemparkan kunainya. Karena serangannya ini membutuhkan kecepatan, persenjataan pasukannya tidak terlalu kuat jadi mereka kalah senjata.

Di saat lubang-lubang di taman itu muncul, Kyoko sudah melayangkan kunainya ke arah senapan mesin tersebut. Berselimutkan cahaya matahari, kunai dengan kecepatan tinggi itu mengenai senapan mesin dengan kuat.

"Shua shua"

Suara kunai membelah senapan mesin terus terdengar, ketajaman kunai milik Kyoko benar-benar luar biasa.

Dengan benang tipisnya itu, Kyoko dapat mengatur laju kunai miliknya dan menyerang senapan mesin itu bertubi-tubi.

Singa juga sama buasnya, dia mengandalkan kecepatannya dan menghancurkan senapan mesin yang ditemuinya. Ketika dirinya dihujani peluru, dia masuk ke dalam lubang dan mencabut senapan mesin tersebut dan menembakannya dengan membabi buta.

Melihat adegan pertempuran yang menyenangkan seperti ini, Raihan bergerak dari samping Randika dan memasuki medan pertempuran. Pedangnya berdengung seakan-akan sama bersemangatnya dengan tuannya. Dengan sekali tebas, tidak ada yang bisa bertahan darinya.

Namun, pasukan Bulan Kegelapan juga bukan orang sembarangan. Mereka menembakan senjata mereka dan memojokan pasukannya Randika. Bermodalkan senjata yang lebih berat, mereka berhasil membalikan keadaan.

Tetapi, pasukan yang dilatih oleh Serigala itu benar-benar tidak kenal takut. Mereka menggunakan badan mereka untuk menghalangi peluru agar teman-temannya yang lain bisa menghancurkan senapan-senapan mesin yang ada. Para prajurit Kyoko dan Singa terus menerus menghancurkan persenjataan Bulan Kegelapan.

Jin juga tidak mau kalah, dengan menggunakan senapan mesin musuh, dia menembaki orang-orang yang ada di rumah.

Dalam 2 menit, seluruh senapan mesin berhasil mereka atasi tetapi dengan kompensasi korban yang besar. Di sisi Bulan Kegelapan, korban mereka juga tidak kalah besarnya.

Melihat medan tempur tersebut, suasana hati Randika benar-benar tidak bagus. Dia menebak bahwa Bulan Kegelapan mendapatkan bantuan dari Vulcan, si mekanik, untuk menyusun perangkap-perangkap seperti ini.

Vulcan merupakan salah satu bawahan Randika yang cerdas dan calon yang akan menggantikan salah satu dari 8 letnan apabila posisinya kosong. Tetapi tanpa diduganya, Vulcan membelot dan mengikuti Bulan Kegelapan. Keahliannya dalam membuat perangkap dan menangani persenjataan membuatnya layak mendapatkan perhatian.

Pertarungan terus berlanjut, hujan peluru terus terjadi. Namun yang menggetarkan medan tempur ini adalah Raihan dan pedangnya. Bahkan hujan peluru yang padat tidak bisa menghentikannya, pedangnya yang berlumuran darah itu terus menerus mencabut nyawa lawannya tanpa ampun.

Kyoko dan Serigala terus maju mengikuti Raihan. Kunai milik perempuan ini terus menerus melayang dan mencabut nyawa. Di bawah pengawalan dan kepimpinan kedua jenderal ini, pasukan Ares ini terus melangkah maju. Pada saat ini, mata Randika menyadari pergerakan di gedung rumah. Sebuah meriam kuno terlihat didorong maju.

Hati Randika langsung mengepal, itu adalah senjata ciptaan Vulcan. Meskipun meriam itu terlihat kuno, meriam tersebut bisa ditembakan secara terus menerus dengan kekuatan yang dahsyat.

Raihan juga menyadari keberadaan meriam besar itu. Ketika dia berlari dan mengumpulkan kecepatan untuk menghancurkan meriam itu, seorang pria dengan celana pendek merah tiba-tiba hendak menyerangnya. Orang itu datang dari arah atas dengan serangan satu kakinya.

Serangan kaki tersebut menyimpan momentum yang dihasilkan gravitasi dan membuat Raihan harus menghindarinya. Namun, si algojo ini bukanlah orang pengecut. Memanfaatkan kecepatannya yang sudah tinggi, dia menghentakan kakinya dan melayang ke arah musuhnya bersama dengan pedangnya!

Tetapi lawannya kali ini bukan sembarangan, serangan satu kaki itu berubah dan memanfaatkan ujung pedang Raihan sebagai pijakan dan melompat ke arah belakangnya.

Ketika Raihan mendarat, dia mengerutkan dahinya ketika menatap orang tersebut.

Raja Thai Boxing, Atid!

Beberapa orang yang mengikuti Raihan juga dicegat oleh beberapa ahli bela diri lainnya.

Di depan Kyoko, berdiri seorang perempuan dengan dress berwarna biru. Dengan berwajah dingin, perempuan cantik itu menembak 3x ke arah Kyoko tanpa ragu-ragu!

Hal ini membuat Kyoko mengambil kembali kunainya dan memblokirnya.

Setelah berhasil bertahan dari tembakan tersebut, Kyoko menatap si pengkhianat itu dengan mata dinginnya. Perempuan ini dulunya adalah anak buahnya, orang yang dia percaya dan dilatih olehnya. Namun, tanpa diduga dia ikut berkhianat ketika Bulan Kegelapan menyerang.

Di depan Serigala, ada pria bertindik menghalanginya. Ototnya sudah bagaikan gunung, benar-benar besar! Melihat lawannya itu, Serigala mau tidak mau menelan air ludahnya.

Beruang putih, ahli bela diri yang termasuk peringkat 25 dalam daftar Dewa!

Dalam sekejap dia sudah menerjang maju dan beradu pukul dengan Serigala, pertarungan mereka sudah mirip seperti gulat.

Para pentolan dari pasukan Ares ini dihadang oleh ahli bela diri dan mau tidak mau mereka harus bertarung agar bisa terus maju.

Sementara itu, meriam buatan Vulcan itu terus menembak. Para pasukan Kyoko dan Serigala itu tidak dapat menghindar tepat waktu dan langsung tewas di tempat.

Wajah Singa sudah benar-benar buruk. Ternyata menginvasi rumah ini jauh lebih sulit dari dugaannya. Jika situasi ini berjalan seperti ini terus, maka pasukan mereka akan hancur tak tersisa.

Pada saat ini, Randika sudah tidak tahan lagi dan sama sekali tidak bisa diam. Dengan satu hentakan kaki, badannya melayang bagaikan guntur!

Sang Ares telah tiba di medan tempur!

Pasukannya langsung bersorak ketika melihat sosok pemimpinnya itu maju bersama mereka, semangat tempur mereka naik drastis.

Randika benar-benar cepat, dia mengelak hujan peluru ataupun tembakan meriam dan terus maju.

Di sisi Bulan Kegelapan, mereka mengetahui bahwa Ares telah masuk ke dalam medan tempur. Seluruh senjata mereka sekarang membidik ke arah musuh terbesar mereka itu!

Randika sama sekali tidak melambat, malahan dia semakin cepat dan sudah berada dekat dengan gedung rumah tersebut.

Melihat keberadaan Randika, para ahli bela diri itu ingin mencegatnya. Tetapi, Raihan dkk tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. Pertempuran para ahli bela diri ini justru semakin sengit!

Para bawahan Bulan Kegelapan sudah membidik laras senapan mereka ke arah Randika dan menembaknya secara membabi buta. Namun, ahli bela diri yang seharusnya berada di samping Bulan Kegelapan tiba-tiba keluar dan menerjang ke arah Randika!

Tatapan mata Randika menjadi dingin, tiba-tiba tenaga dalamnya sudah menyebar dengan cepat dan kecepatannya makin meningkat. Saking cepatnya, tangannya seakan-akan bertambah menjadi 6! Dalam sekejap, seluruh orang yang menghampirinya sudah dia pukul dengan kejam.

Randika memasuki rumah dengan selamat. Kemudian dengan tenaga dalam mengalir deras di kakinya, dia menghentakan kakinya dan semua orang di sana kehilangan keseimbangannya!

Telapak tangannya juga mengarah ke deretan orang yang ada di dekat jendela. Ledakan tenaga dalamnya mengenai mereka dan membuat mereka terjatuh ke lantai. Dengan begitu, daya tempur rumah ini langsung berkurang separuh dan membuat pasukannya di luar dapat maju dengan aman.

Randika lalu berputar dan menyerang dengan kakinya, seorang yang berniat menikamnya itu terpental. Pada saat yang sama, dia melayang dan menuju ke bagian kanan. Seorang ahli bela diri yang bersembunyi di kegelapan langsung dia hajar tanpa ampun. Dengan kekuatan Randika yang meluap-luap, kaki si ahli bela diri tersebut patah dan tidak bisa berjalan lagi!

Ares memperlihatkan kemampuan perangnya dengan maksimal. Seluruh rumah dia porak porandakan sendirian. Namun, di tengah aksinya itu, Randika bertemu dengan mantan anak buahnya yaitu Vulcan.

Tiba-tiba, tatapan mata Randika menjadi dingin.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.