Legenda Dewa Harem

Chapter 142: Viona yang Sexy



Chapter 142: Viona yang Sexy

Setelah makanan sudah siap, akhirnya mereka berdua mulai makan.

"Sayang, kau harus coba makan kepiting yang ini. Daging di dalamnya pasti banyak." Kata Randika sambil meletakan seekor kepiting di piring Inggrid.

"Tahu dari mana kalau isi daging kepiting yang ini banyak?" Inggrid penasaran.

"Sayang, itu simpel." Randika lalu menjelaskan sambil tersenyum. "Coba kamu perhatikan kepitingmu itu. Besar dan gendut apalagi kedua bola matanya itu. Meski sudah mati tatapan matanya terlihat kuat dan besar. Jelas bahwa selama dia masih hidup dulu dia makan dan bermain perempuan layaknya seorang raja. Ah, maksudku bukan begitu. Dulunya dia pasti raja dari para kepiting lainnya jadi dagingnya pasti banyak dan enak."

Mendengar ocehan Randika yang tidak masuk akal itu, Inggrid hanya memalingkan wajahnya dan terdiam. Dia ingin menikmati hidangannya ini dalam keadaan hening.

"Ibu Ipah, makanan yang kau masak ini luar biasa! Cobalah." Ketika dicueki oleh Inggrid, Randika beralih ke Ibu Ipah.

"Maaf nak Randika, aku nanti akan makan sendiri di belakang." Kata Ibu Ipah sambil tersenyum. "Sebagai suaminya, Anda lebih baik menikmati makan malam ini berdua dengan nona."

Tapi aku dicueki bu! Randika sungguh ingin menangis sekarang.

Ketika mendengar kata-kata Ibu Ipah, Inggrid menatapnya. Kenapa Ibu Ipah tiba-tiba seperti setuju kalau pria ini adalah suaminya?

Meskipun perasaan curiga dan waspada masih tergenang di hatinya, Ibu Ipah tetap percaya bahwa Randika adalah sosok yang tepat bagi nona mudanya itu. Bahkan Randika pasti bisa memberikan kebahagian pada majikannya yang sudah dia anggap anaknya itu.

Sekarang adalah bagaimana caranya Randika meyakinkan keluarga besar Inggrid.

Mengingat masalah itu, Ibu Ipah hanya bisa menghela napas dalam hati.

...

Keesokan harinya Randika dan Inggrid berangkat bersama menuju kantor.

Seperti biasa mereka berpisah setelah mencapai kantor. Randika segera pergi ke ruangannya dan seluruh bawahannya menyapanya sambil tersenyum.

"Wah pak bos terlihat sehat hari ini. Bapak habis main wanita ya kemarin?"

"Waduh pak, kenapa tidak bilang-bilang? Jangan-jangan kemarin yang kulihat itu bapak ya?"

Karena Randika dari awal sudah merupakan sosok yang mudah diajak bergaul, para bawahannya ini senang bercanda dengannya apalagi setelah liburan mereka ke pulau kura-kura.

Ikatannya dengan para bawahannya ini sudah seperti seorang sahabat tetapi dalam pekerjaan mereka tetap profesional. Namun terlepas dari pekerjaan, candaan ringan dan mesum kadang menjadi obrolan hangat para lelaki di ruangan ini. Maklum seorang laki-laki akan bercanda seputar wanita.

"Selamat pagi pak Randika." Beberapa ahli parfum perempuan lainnya juga menyapa Randika.

Randika menyapa mereka semua satu per satu. Namun pada saat ini dia melihat sosok Viona di pojok ruangan. Ketika dia melihat Viona, dia tidak bisa menahan air liurnya. Kenapa Viona terlihat sexy hari ini?

Viona hari ini sedang memakai setelan blouse putih dengan pita di bawah lehernya. Yang membuatnya sexy adalah betapa ketatnya baju itu dan warna hitam dari behanya benar-benar nampak. Belum lagi rambutnya yang terurai itu apalagi ditambah dengan senyuman manisnya. Siapapun akan meleleh ketika mendapatkan senyumannya itu.

Namun kecantikannya tidak sampai di situ saja, di bagian bawahnya dia memakai rok pensil yang ketat. Rok tersebut berhasil menonjolkan kedua bakpau yang kenyal itu, Randika benar-benar ingin meremasnya. Mengingat koleksi pakaian dalamnya, di balik rok itu pasti ada kejutan yang menyenangkan.

Apalagi hari ini Viona memakai lance stocking yang setengah transparan. Perasaan ingin tidur di pangkuan pahanya itu benar-benar luar biasa menggoda.

Penampilan sexy Viona ini membuat darah Randika mendidih, dia harus menunduk sementara untuk menyembunyikan adiknya yang bangun itu. Ruangan ini penuh dengan orang, Randika tidak bisa bermain dengan Viona sembarangan. Dia benar-benar ingin merobek baju itu dan meremas kedua gunung itu dengan tangan kosongnya.

Melihat bahwa Randika menatapnya, Viona langsung tersipu malu. Namun dia memberanikan diri untuk membalas tatapan Randika dan tersenyum manis.

Sialan, dia malah tersenyum begitu manis padaku!

"Pagi Viona." Randika menghampiri Viona sambil tersenyum. Dia lalu berbisik padanya. "Hari ini kau begitu cantik, maukah kamu pergi bersamaku ke toilet?"

Mendengar pujian Randika itu Viona merasa senang. Namun, setelah mendengar kata-kata toilet dia langsung tersipu malu. Kejadian mereka berdua sebelumnya di toilet itu benar-benar memalukan baginya.

Melihat Viona tidak membalasnya sama sekali, Randika lalu berkata padanya sambil tersenyum. "Vi, bisa minta tolong ikut aku sebentar? Ada barang yang perlu aku bawa dari lantai bawah."

"Baiklah" Wajah Viona masih terlihat merah, apakah ini taktik Randika untuk membuatnya mereka berduaan?

Tidak ingin membuat orang curiga, Randika perlu membawa Viona keluar dari ruangan dengan alasan yang jelas. Setelah mereka berdua keluar, beberapa ahli parfum ini mulai bergosip dan berdiskusi.

Cara Randika membuat alasan benar-benar payah jadi mereka sudah mencium kecurigaan ini jauh-jauh hari. Di mata mereka, Randika terlalu sering meluangkan waktu dengan Viona yang pengalamannya masih sedikit itu. Jelas bahwa dia tertarik pada wanita berumur 20an itu.

Namun, sangat terlihat jelas bahwa Viona juga tertarik dengan Randika. Jadi tidak heran apabila mereka berdua mulai pacaran.

"Sayang sekali perempuan tercantik di kantor kita ini jadi milik pak Randika." Kata salah satu orang.

Lalu temannya hanya bisa tertawa mendengarnya. "Bro, jangan harap dia mau sama kamu!"

Semuanya ikut tertawa. "Sudah jangan dipikirin, masih banyak bunga-bunga yang bermekaran. Bunga yang lain pasti akan segera datang."

"Ini sebabnya aku tidak mau ikut berdiskusi kali ini. Jelas-jelas aku tidak kalah cantik tetapi kalian sama sekali tidak merebutkan diriku." Ahli parfum perempuan ini menghela napas. "Nampaknya aku ditakdirkan mati sendirian."

Mendengar hal ini semua kembali tertawa dan salah satu menjawabnya. "Bisa jadi, bisa jadi."

"Wah iya, kalau dilihat-lihat kamu cantik juga ya." Kata pria yang patah hati tadi.

"Sudah terlambat, aku tidak akan tergoda sama kamu!"

Suasana gembira ini berlangsung sesaat setelah muncul sebuah pertanyaan yang membuat mereka semua berpikir. "Bukankah pak Randika itu suaminya bu Inggrid ya?"

"Nah itu masalahnya, aku jadi bingung mana yang benar."

"Aduh jaman sekarang punya istri dan kekasih gelap bukannya wajar?"

"Hush, ngomong apa kamu!"

Pada saat ini, atasan mereka yang lain, Kelvin, masuk dan melihat mereka semua tidak bekerja. Dengan nada marah Kelvin berteriak. "Apa yang kalian lakukan? Cepat kembali bekerja!"

Melihat atasannya yang marah itu, para ahli parfum ini kembali sibuk dan mengerjakan tugas mereka.

Sedangkan Randika, dia membawa Viona ke ruangan kosong. Karena lantai 9 merupakan lantai khusus departemen perkembangan dan uji coba parfum, banyak ruangan kosong di lantai ini.

Setelah menutup pintu, Randika dengan cepat memeluk pinggang Viona dan menciumnya.

Viona menerima cinta Randika ini dengan senang hati. Dengan napas menggebu-gebu, mereka berciuman sambil meraba satu sama lain. Hari ini Randika tidak bisa menahan diri untuk tidak meremas pantat Viona.

Mau bagaimana lagi, hari ini Viona benar-benar sexy!

Randika memuji penampilan Viona hari ini tetapi Viona sendiri sepertinya sudah tidak bisa berpikir.

Dengan wajah yang linglung, Viona hanya bisa merasa kecewa ketika bibir Randika lepas dari bibirnya.

"Vi, apa kau hari ini berpakaian sexy seperti ini untuk menggodaku?" Tanya Randika.

"Pikir saja sendiri." Viona terlihat memalingkan wajahnya, dia terlalu malu mengakuinya. Dia sendiri aslinya malu berpakaian seperti ini saat pergi ke kantor tadi pagi. Jika bukan untuk Randika, buat apa dia berpakaian seperti ini?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.